"RINDU ABAH"

Ada rasa yang berbeda untuk pulangku kali ini ke Kotamu…Kota tempat kelahiranmu..kota yang membesarkan Mu… Abah… memandang gumpalan awan yang berarak di ketinggian 3.300 fit dari permukaan  laut.. perjalanan sekitar 1 jam 50 menit untuk sampai kekotamu …
Kumulai lamunanku ke masa lalu, kuingat saat2 kecilku..kala itu engkau selalu memboncengku dengan sepeda tuamu, karena hanya itu kendaraan yang engkau miliku, tapi aku bangga dengan sosokmu…Abah..sesekali engkau membunyikan klakson sepedamu saat berpapasan dengan beberapa muridmu….yahhhh..Abahku adalah sosok seorang Guru Sekolah Dasar, yang mana ini memang merupakan cita-citamu untuk menjadi Guru sejak Kecil dengan menempuh sekolah Pendidikan Guru kala itu akhirnya terwujudlah cita-citamu untuk menjadi seorang Guru…
Abah sangat menikmati profesi sebagai seorang Guru,walaupun saat itu zaman dimana gaji seorang guru Sekolah Dasar sangatlah kecil, tapi Abah mampu menghidupi dan menyekolahkan kami anak-anakmu yang cukup banyak (Aku adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara).
Merantau jauh dari Kota kelahiranmu engkau jalani dengan Ikhlas, hingga akhirnya kami anak-anakmu lahir disini.. Engkau dengan mudah menjadi sosok Guru yang sangat disegani sekaligus disayang murid-muridmu, sosok guru yang mengajar dengan tegas, sosok guru yang hobby menyanyikan beberapa lagu jepang dan Belanda yang enkau hapal di luar kepala, sosok seorang Guru yang selalu punya kisah-kisah tersendiri pada masa zaman penjajahan.
Sebanyak 3 kali kami sempat menikmati proses penugasanmu sebagai guru ke Kabupaten dan Desa yang perjalanannnya  cukup sulit ditempuh pada masa itu.. bersama mama yang setia mendampingimu dalam suka duka ditempat penugasanmu, kami anak-anakmu juga ikut menikmati penyesuaian dengan  teman-teman baru di tempat tugasmu sebagai Guru.
Abah…. akhirnya engkau ingin menghabiskan masa pensiunmu dan hari tuamu di Kota Kelahiranmu Kota Bnajarmasin , tanpa kami bisa ikut denganmu karena kami anak-anakmu punya penghidupan sendiri dengan keluarga kecil kami….Pindah ke Kota Kelahiranmu kala itu hanya bersama Mama, kakak dan adk bungsuku.
Untuk bisa melepas rindu dengan Abah dan juga mama, Aku hanya bisa pulang setahun sekali ke kota  Mu, biasanya saat-saat akhir bulan Ramadhan sekaligus berlebaran bersamamu….. Abah…masih kuingat setahun yang lalu Saat kupulang ke Kota ini , engkau terlihat masih segar diusiamu yang sudah mencapai 75 tahun, engkau masih bisa menyelesaikan bacaan Al Qur’an 30 juz selama 1 bulan suci Ramadhan, walaupun tahun-tahun sebelumnya biasa sampai 2 kali khatam  Al Qur’an selama bulan suci Ramadhan… lebih seminggu kala itu kuhabiskan waktu di Kota ini… menikmati saat-saat suasana lebaran Idul Fitri…
Abah masih terlihat segar kala itu menyambut tamu-tamu dan keluarga yang datang bersilaturahmi kerumah, masih bisa bercerita dengan seluruh keluarga…
Masih kuingat kala itu masih dini hari..kuketok kamarmu untuk berpamitan karena pesawat keberangkatanku flight pertama sehingga sebelum subuh sudah harus menuju bandara yang ditempuh kurang lebih 1 jam… Abah masih terlihat kaget karena baru bangun tidur, Aku hanya perpamitan sambil mencium tanganmu dan meminta Do’a mu untuk perjalananku, aku kala itu mengucapkan semoga Abah sehat dan panjang umur sehingga kita bisa berjumpa lagi saat aku mudik nanti…..
Dengan diantar mama dan adik bungsuku perjalanan menuju bandara saat itu kami tidak banyak berkata apa-apa, mama juga kulihat saat itu seperti berat karena kembali harus terpisah jarak yang jauh denganku… Mama adalah sosok wanita kuat dan tegar ditengah segala permasalahn hidup, menghadapi kami anak-anaknya kala itu mama yang selalu meyakinkan Abah kalau semuanya akan baik-baik saja..
Lamunanku tersadar ketika awak kabin menyampaikan bahwa lebih kurang 20 menit lagi pesawat akan mendarat di Bandara Syamsudin Norr Banjarmasin .… Ada sesak didada dan tanpa terasa air mata ini mengalir saat Aku memandangi samar-samar terlihat atap-atap rumah dan jalan yang membentang dibawah sana….ada hati yang teriris dan tersentak saat roda pesawat menyentuh Runway Bandara …..
Masih terbayang Wajah tua Abah saat adik bungsu ku Video Call dari rumah sakit, Saat itu Abah menjalani perawatan cuci darah dirumah sakit,  dan itu adalah pertama kalinya Abah masuk Rumah Sakit diusiamu yang memasuki 76 tahun… saat Vdeo call terlihat Abah menatap wajahku…..Abah bilang baik-baik aja disana..dan abah bilang tidak ada yang sakit… dan masih teringat 4 hari setelah Video Call , saat subuh hari adik bungsuku menelepon dengan isak tangis dan mengatakan Abah sudah tiada..terasa kelu lidah ini saat mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi rojiun…Abah…. serasa tidak percaya kalau abah sudah tidak ada…
Abah…pulangku kali ini ke Kota ini sudah tidak bisa lagi melihat sosok Mu…sosok Abah yang kubanggakan..sosok Guru di mata kami anak-anakmu…  Abah…pulangku kali ini hanya akan bisa mengingat kenangan semasa hidupmu..hanya akan bisa menziarahi kuburmu dengan segenap do’a-do’a ku…Maafkan anakmu ini abah…..Al Fatihah buat Abah….



                                                                                                                      Medio Maret 2017,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

virgo si wanita istimewa

WISATA RELIGI KE MUSEUM BAYT AL QUR'AN AL AKBAR

MERANTAU